Minggu, 26 September 2010

Diajak ke Makam

Pada saat lebaran lalu ada yang menarik ketika seorang pemudik membawa pulang pacarnya untuk dikenalkan pada orang tuanya. Sesampainya di terminal Bobotsari, pemudik ditawari naik angkudes oleh kenek angkudes.
Kenek1 : “Gara ngidul.. gara ngidul..”
Kenek2 : “Brakas Ponjen. Brakas Ponjen….”
Kenek3 : “Picung… picung….”
Kenek4 : “Karangasem asem….”
Kenek5 : “Muli…. Muli…. Muli…. (Tunjungmuli)”
Kenek6 : “Makam… Makam…..”
Tiba-tiba pemudik menurut menuju angkudes yang menawarkan ke Makam. Pacarnya jadi bingung….
Pacar : “Mas aku nggak mau ke Makam, masa aku mau dibawa ke Makam. Aku masih ingin hdup mas….” Pintanya sambil setengah meronta
Pemudik : “Nggak kok dik… maksdunya….” Belum sempat menjelaskan langsung dipotong lagi.
Pacar : “nggak pokoknya aku nggak mau…. Aku mau naik yang ini aja. Yang tadi menawarkan Muli… muli….. Aku pilih mulih daripada diajak ke Makam…”
Wakak wakak wakak…… maksudnya Makam itu desa Makam. Muli itu Tunjungmuli…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar